Islam di Jepang terbilang masih sangat baru. Dibanding negara Asia lain, Islam dikenal paling akhir di negeri matahari terbit tersebut. Baru pada sekitar akhir abad ke-19, Jepang bersentuhan dengan agama rahmatan lil 'alamin ini
Muslimin Kobe bermula dari para imigran Turki-Tartar yang tiba di Jepang di tengah berkecamuknya Perang Dunia I. Mereka hijrah dari Rusia yang diguncang revolusi Bolshevik dengan pimpinan Stalin yang komunis dan ateis, ke Jepang.
Samir Abdel Hamid Nouh dalam Komunitas Muslim di Jepang mengatakan, Turki-Tatar adalah imigran yang berasal dari Kazan, Tatarstan, dan Bashkirstan (kini Bashkortostan). Mereka tiba di Kobe dan Tokyo pada 1927, lalu membentuk komunitas Muslim pertama di Negeri Sakura.
Meski demikian, jumlah mereka tidaklah seberapa. Belakangan, datanglah para pedagang India dan Arab yang sukses menjalankan bisnis di Kobe.
Dari komunitas Muslim India dan Arab inilah, Islam kemudian berkembang pesat di kota seluas 552 kilometer persegi itu.
Kyoto, juga berencana menjadi kota yang ramah terhadap muslim. Pasca pembebasan visa pada Juli 2013, jumlah pengunjung muslim asal Malaysia ke Jepang meningkat dan mendorong pemerintahan di Kyoto mencari cara untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kyoto memiliki kelompok studi di bawah Asosiasi Muslim Kyoto. Asosiasi yang berdiri sejak tahun 1987 ini mengusahakan agar muslim dapat mengunjungi masjid dan beribadah di dalamnya, menyediakan ruangan dengan petunjuk arah kiblat, juga memberikan informasi terkait tempat-tempat makan halal yang di Kyoto.
adapun gambar masjid kobe pada saat ini :
setelah membahas bangunan masjid pertama dan tertua dijepang aku akan coba membahas sejarah orang jepang yang masuk agama isla. siapa sangka ? dia samurai loh.
Tahun 1941 adalah sebuah tahun titik balik bagi Ryoichi Mita, di tahun tersebut Ryoichi akhirnya memutuskan untuk masuk Islam. Ketika itu Ryoichi oleh kantornya dipindahkan ke Peking, di sana dia bertemu dengan Imam Wang Reilan dari Nyuchie Masjid Peking. Di bawah bimbingan Imam Wang, Ryoichi secara resmi menyatakan imannya dalam Islam dan mengubah namanya menjadi Umar Mita. Tiga puluh tiga tahun setelah peristiwa itu Haji Umar Mita selalu mengingat kembali momen besar tersebut dengan kegembiraan. Tidak lupa dia juga mengucapkan terimakasih yang tulus kepada Imam Wang yang telah menjadi inspirasi serta membimbingnya, bahkan setelah dia masuk Islam.
Langkah Ryoichi Mita untuk memeluk Islam memberikan kita sebuah pelajaran yang sangat berharga bahwa masuk Islam tidak cukup dari sekedar mendengarkan khotbah ataupun mengamati kegiatan-kegiatan ritual, tetapi itu berasal dari rasa cinta terhadap kemanusiaan yang bersumber dari dasar hati dan pengalaman personal untuk menemukan jalan kebenaran. Adalah benar bahwa Ryoichi Mita terkesan dengan apa yang dikatakan oleh Haji Omar Yamaoka. Tetapi, terkait keputusan seseorang untuk memeluk Islam, tidak ada khutbah atau pun orang lain yang dapat mendorongnya melainkan hatinya sendiri. Umar Mita masuk Islam di usianya yang ke-49 tahun setelah hampir selama 30 tahun mempelajari dan melakukan pengamatan terhadap ajaran Islam.
Oleh kantor tempat di mana dia bekerja, kemudian dia ditugaskan untuk menjadi penasihat bagi Dewan Tertinggi Federasi Asosiasi Muslim Tiongkok. Dia diberi tugas tersebut lantaran dianggap memiliki pengetahuan yang luas, pengalaman langsung, dan kedekatan dengan orang-orang Islam di China. Umar Mita tinggal di Peking sampai sampai tahun 1945 ketika perang China-Jepang berakhir, dan dia mengundurkan diri dari jabatan resminya dan kembali ke Jepang.
Umar Mita kembali ke Jepang setelah selama 30 tahun kehidupan yang panjang di Tiongkok. Di Jepang dia mengambil pekerjaan menjadi dosen Bahasa Mandarin di Universitas Kansai di Osaka dan kemudian pindah ke Universitas Kita-Kyushu di pulau Kyushu. Selang beberapa waktu, istrinya meninggal, dan karena peristiwa tersebut dia mengundurkan diri dari pekerjaannya pada tahun 1952. Dia kemudian menetap di Tokyo dan memutuskan untuk menetapkan hati dan jiwanya dalam pengabdian terhadap kegiatan-kegiatan keagamaan agama Islam. Tidak lama setelah itu, setelah sekian lama para muslim Jepang hidup dan beragama secara masing-masing, mereka akhirnya mendirikan Asosiasi Muslim Jepang, bekerja sama dengan orang-orang Islam asing yang tinggal di Jepang.
setelah membahas beberapa budaya dan sejarah islam dijepang, kali ini aku akan coba bahas yang lebih menarik. temen-temen islam selalu terkenal oleh bulan Ramdhan nya, karena hampir seluruh umat islam dipenjuru bumi ini menantikan bulan Ramadhan. bagaimana tidak? bulan penuh berkah, bisa berkumpul dengan orang-orang tersayang, mencicipi brbagai makanan yang disajikan pada bulan ramadhan, mempelajari banyak hal positif melalu bulan Ramdhan khususnya Puasa. nah ngomong-ngomong soal ramadhan, gimana ya bulan Ramdhan di jepang?
Dengan mayoritas penduduknya yang berkeyakinan Shinto dan Buddha, umat Islam merupakan minoritas di Jepang. Menariknya, dengan toleransi yang sangat tinggi, baik dari dari institusi negara dan maupun penduduknya Jepang sendiri, masyarakat Jepang sangat menghargai dan memberikan kebebasan untuk menjalankan puasa Ramadhan bagi setiap muslim. Hanya sedikit saja hambatan yang biasanya dihadapi dalam menjalankan puasa Ramadhan di Jepang, yang terutama disebabkan kondisi cuaca dan lingkungan sehingga nuansanya sangat berbeda dengan di Indonesia dan (mungkin) membuat kita merasa lebih berat melakukannya.
Hikmah dan makna puasa Ramadhan sebenarnya tidak hanya menahan haus dan lapar, tetapi juga menahan diri dan hati dari emosi dan segala sesuatu yang membatalkan puasa, dengan waktu yang khusus yaitu dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari. Oleh karena itu, walaupun suasana Ramadhan terasa berbeda di negeri yang berbeda, namun hikmah dan makna puasa Ramadhan di Jepang pada dasarnya sama dengan di tempat manapun di muka bumi ini. Berhubung penulis saat ini tinggal di Osaka, Jepang, mari kita tengok bersama suasana Ramadhan tahun ini di Kota Osaka, sebagai salah satu gambaran suasana Ramadhan di negeri sakura ini.
Puasa Ramadhan di lingkungan budaya Jepang
Kita semua tahu bahwa Jepang merupakan negara maju yang menjunjung tinggi kedisiplinan, baik dalam waktu belajar maupun dalam bekerja, dengan etos kerja mereka yang sangat tinggi. Hal inilah yang terkadang juga membuat kondisi puasa Ramadhan akan berat karena kita dituntut untuk bekerja dan belajar dengan kondisi yang sama seperti bulan-bulan biasa di luar Ramadhan. Selain itu, karena teman teman dalam satu pekerjaan atau satu kampus tidak ada yang berkeyakinan sama dengan kita, suasana Ramadhan yang mendukung seperti di Indonesia sulit ditemukan. Hari-hari di bulan Ramadhan bisa jadi sering terasa seperti hari biasa saja.
Untuk mengatasi tantangan budaya, hal-hal yang bisa menurunkan semangat melakukan puasa perlu disiasati. Kita bisa mengenalkan kepada teman atau atasan mengenai apa dan bagaimana puasa Ramadhan. Dengan penjelasan yang baik, orang Jepang sangat bisa menerima keadaan kita berpuasa, bahkan tidak sedikit di antara mereka yang lebih menjaga perilakunya di depan kita yang berpuasa. Kita perlu juga aktif berkomunikasi dengan teman-teman yang sama-sama menjalankan puasa, aktif dalam melakukan kegiatan Ramadhan seperti berbuka puasa bersama dan mengikuti siraman rohani.
Ada satu contoh menarik yang pernah dialami oleh salah satu teman yang sedang berpuasa di sini. Pernah suatu hari di awal bulan Ramadhan ia ditanya oleh profesornya mengenai puasa, dan saat diceritakan bahwa ia sedang puasa, menyebarlah informasi mengenai Ramadhan ini ke semua anggota lab. Bagi orang Jepang kebanyakan, puasa adalah hal yang sepertinya sangat sulit dilakukan pada musim panas apalagi untuk tidak minum dari pagi sampai malam dengan kondisi panas dan gerah. Nah, karena mereka begitu menghargai bahwa ada anggota lab yang sedang berpuasa, mereka akhirnya tidak minum dan makan di dalam ruangan yang biasanya mereka lakukan sehingga bau sedap dalam ruangan tidak tercium. Hal ini bisa memberikan semangat yang lebih tinggi dalam menjalankan puasa karena ada perasaan bahwa teman-teman Jepang pun memberikan toleransi kepada kita.
Beberapa aktivitas yang bisa dilakukan untuk tetap bersemangat jika tempat tinggal jauh dari masjid antara lain:
- Rajin mendengarkan siraman rohani dari internet. Dengan akses internet yang sangat cepat di jepang, mendengarkan materi dakwah, adzan, dan Al-Quran bisa dilakukan lewat komputer dan bisa menjadi salah satu solusi mengatasi kurangnya intensitas pertemuan kajian rutin.
- Aktif dalam kegiatan Ramadhan dengan beberapa teman atau perkumpulan di sekitar lingkungan, baik dengan teman-teman Indonesia maupun teman teman dari berbeda negara. Salah satu contohnya adalah mengadakan buka bersama dan sholat tarawih berjamaah dengan teman Indonesia sehingga memberikan suasana khas seperti di Indonesia sehingga rasa rindu kampung halaman bisa terobati.
- Sesekali (atau kalau mampu setiap hari) menyempatkan diri ke masjid agar bisa bertemu dengan banyak teman seperjuangan dan mendapatkan siraman rohani sehingga bisa tetap menjaga diri kita tetap bersemangat menjalankan puasa ramadhan.
ada beberapa makanan yang disajikan pada musim panas atau menjadi pilihan saat Ramadhan, bisa menjadi inspirasi buat temen-temen yang berpuasa disana. diantara nya :
Mughica atau teh gandum adalah nama populer untuk minuman yang terbuat dari gandum bakar. Di Jepang, mugicha dikenal sebagai minuman khas musim panas. Mugicha sangat nikmat untuk diminum dalam keadaan dingin apalagi saat kita sedang berkeringat karena panasnya matahari
2. Yakitori
Makanan ini lebih familiar dengan kata “sate” di dunia global. Terbuat dari daging ayam dan dipanggang diatas batu arang, namun yang berbeda adalah ukuran dagingnya. Daging ayam untuk yakitori memang diiris lebih besar. Setelah daging ayam diiris dan ditusukkan ke tusuk bambu, yakitori mentah biasanya dibumbui dengan saus tare yang terbuat dari mirin, sake, kecap dan gula setelah itu dibakar. Setelah matang yakitori, biasanya disantap dengan garam, perasan air jeruk, atau bisa juga dicelupkkan ke saus tare. Selain daging ayam, hatsu (hati ayam), sunagimo (ampela ayam), torikawa (kulit ayam), tebasaki (sayap ayam), bonjiri (ekor ayam), juga sering dijadikan isian dalam yakitori.
3. Kakigori
Kakigori adalah es serut yang diberi sirup warna warni dengan berbagai macam rasa. Kakigori sangat populer saat musim panas karena bisa menghilangkan haus saat matahari sangat panas di siang hari. Sirup yang biasa digunakan untuk memberi rasa kakigori adalah sirup strawberry, cerry, lemon, teh hijau, anggur, melon, plum manis dan sirup. Ada toko yang menyajikan kakigori dengan satu warna namun ada juga yang menggunakan beberapa macam sirup.
temen-temen berikut adalah beberapa budaya dan sejarah tentang islam di negara sakura, semoga bisa menjadi referensi kalian semua.
Sebaiknya membaca ini juga ya! UU ITE : https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/4419/Menkominfo%3A+Pasal+27+Ayat+3+UU+ITE+Tidak+Mungkin+Dihapuskan/0/berita_satker
reference : https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Jepang
sugooooiiii
BalasHapusTolong tambah info tips puasa kalo musim panas di jepang dong kak. Makasih
BalasHapusInformasi yang bagus, sangat membantu. ..
BalasHapusBermanfaat sekali kakak👍
BalasHapusBtw ini nida, saya tida mengerti kenapa unknown terus
BalasHapusSangat bermanfaat sekali kak informasinya.
Saya jadi dapet pengetahuan baru.